Kamis, 02 Mei 2013

SAAT TERAHIR KITA BERSAMA ,, ( kau pergi untuk kembali,,)

Saat kau pergi 
Berlinanglah air mataku 
Betapa singkat ku rasakan 
Kebahagiaan itu 
Kini lenyaplah sudah 

Tak pernah ku inginkan 
Perpisahan ini terjadi 
Ku hanya bisa merelakan 
Jika memang kau pikir 
Ini lah yang terbaik ,,,


memang Selalu ada yang menyakitkan saat terjadi perpisahan antara dua orang manusia. Ya, selalu ada, seharusnya ada, sebenar-benarnya memang benar ada, dan sewajarnya ada. Selalu dan selalu. Seperti katamu. Satu hal yang patut dipertanyakan saat perpisahan, siapa yang menyakiti siapa. Siapa yang merasa disakiti dan siapa yang dituduh menyakiti. Perlu perenungan tersendiri terhadap makna ini. Setiap perpisahan terjadi, setiap kenangan-kenangan yang awalnya memang sengaja disimpan kuat-kuat di dalam memori yang terdalam sehingga melekat erat, kuat, meresap di dalam pikiran yang tak akan mungkin bisa menghilang meski sejuta malaikat berusaha menghilangkannya, setiap kenangan-kenangan itu malah menjadi duri tersendiri di dalam hati kita masing-masing. Hati-hati dalam menyikapi hati. Hati-hati saat merefleksikan perasaan sendiri yang akhirnya menjadi sedih, gundah, gelisah, ah jadinya lelah sendiri. Tapi setiap orang harusnya sepakat, tidak tercipta sebuah kesan seandainya perpisahan tidak diliputi perasaan-perasaan sedemikian. Malah jadi hambar dan cepat terlupakan. Padahal, justru sensasi-sensasi dari pedihnya perpisahan itulah yang sangat kita cari-cari, sangat kita nikmati, tanpa disangkal juga disesali. Tanpa sensasi-sensasi itu tidak ada perasaan-perasaan yang akhirnya tidak ada kenangan, tidak juga perpisahan, apalagi pertemuan, tidak ada cerita,,

maafkan ma'',, ma'' gak bisa menemani mu disana,,semoga pa'' baik'' aja,sehat n selalu dalam lindungan allah swt,,  DO'A MA'' SELAALU UNTUK PA'',
aku akan selalu setia menanti mu disini,,


Tidak ada komentar:

Posting Komentar