Selasa, 09 April 2013

Bukan Seperti yang Kau Sangkakan




Kemarahan itu haruskah kembali meraja
Di tengah limpahan kemanjaan dari bidadari kita
Dia melihat sama selayak kau lihat segala sesuatu
Dia mengerti sepersekian dari selaksa kepengertianmu
Maka mulailah untuk menempatkan emosi pada waktu di mana hanya ada kau dan aku

Bukannya aku tidak ingin melemparkan jawaban atas dentuman syair penuh emosi
Bukannya sebuah kebisuan sementara melambangkan pengakuan akan kesalahan
Aku bukan sosok yang biasa mengurai hakikat penjelasan di halaman benak anak kecil
Aku bukan pribadi yang biasa mengajukan jawaban dari ocehan tak tercerna
Bukan… Aku bukan seperti yang kau sangkakan

Masa di mana aku baru saja mampu menatap nanar segala sesuatu
Terbangun dari sedikit waktuku menenggelamkan ruh dalam peraduan
Adalah masa seharusnya kesadaranku menjadi sangat labil
Dengan sangat terpaksa aku harus menempatkan diri di bawah menara amarahmu
Puaskan saja ia dengan kerendahan ini, puaskan saja…

Sadarlah setelah lautan perasaanmu kembali tenang dari gulungan ombak
Bahwa mungkin ada dan tiadanya diri ini tak membawa sedikitpun pengaruh dari cara berpikirmu
Mungkin telah kau khilafkan janji di awal penyatuan kita
Sejatinya tiadalah kebenaran setiap tindak tanduk diri ini di sudut pandangmu
Maka kembali belajarlah untuk menilai setiap pribadi lebih dalam dari biasanya kau lemparkan penilaian,,,,,,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar