Jasa ibu kita yang terbesar adalah saat kita dalam
kandungan bukan saat kita berada di dunia.
Seandainya,
setelah melahirkan kemudian ibu pergi dan menyerahkan
pendidikan kita kepada nenek, panti asuhan atau diberikan
kepada saudara, jasa ibu tetap tidak akan tergantikan.
Peranan ibu yang hanya kurang lebih sembilan bulan itu
tidak mungkin Anda balas dengan apapun.
Jadi, tidak ada
alasan sedikitpun untuk tidak hormat atau mencintai seorang
ibu.
Apalagi bila Anda memiliki seorang ibu yang merawat
kemudian membesarkan dengan penuh cinta, sangat tidak
layak jika Anda tidak berusaha keras untuk
membahagiakannya. Ketahuilah, walau Anda menghajikan
ibu ke Tanah Suci, kemudian Anda menggendongnya sejak
keberangkatan hingga kepulangan, itu amatlah kecil
dibandingkan dengan jasa dan kasih sayangnya.
Walau seluruh ucapan terima kasih di dunia dijadikan satu,
kemudian kita persembahkan kepada ibu, itu tidak akan
cukup menggantikan kasih sayangnya.Saat ibu sudah renta
dan kita mengerahkan semua energi dan cinta untuk
merawatnya, itu juga tidak cukup membalas cinta dan
perhatiannya.
Walau setiap hari kita berdoa untuknya, itu
juga tidak cukup menggantikan doa-doanya untuk kita yang
terucap dari mulutnya.
Maka, sungguh durhaka bila kata yang terucap dari mulut
kita itu melukai hatinya. Sungguh tidak tahu diri, bila kita
keberatan merawatnya saat ia sudah tua. Sungguh kita tak
tahu balas budi bila hanya sekedar berdoa untuk ibu pun kita
sudah tidak punya waktu. Sungguh terlalu bila ia sakit dan
merindukan kehadiran kita, namun kita masih menyiapkan
seribu alasan untuk tidak menemaninya.
Bila yang seperti itu yang terjadi, masih pantaskah kita kelak
berharap hidup di surga?
Bukankah surga berada di telapak
kaki ibu?
Oh ibu, aku benar-benar mengharap ridhomu…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar